Selasa, 28 September 2010

Kaligrafi Ukiran Mahoni – Desain Unik dan Elegan

Ukuran: Panjang 68,8 cm dan lebar 55,5 cm. Berat 4,5 Kg.
Hanya ada 1 stock saja ditempat kami. Tidak akan dijual produk yang sama dan serupa!
Ukiran-ukiran halus dari kaligrafinya membuat pigura terlihat lebih elegan, sangat cocok jika ukiran kaligrafi ini dipajang dikantor, ruang tamu atau di ruang keluarga. Guratan-guratan kayu mahoninya pada sisi kotak luar kaligrafinya juga tidak dipaksakan untuk dibentuk, menjadikan desain ukiran ini unik dan alami.

Pada beground, ukiran ini juga tidak dilindungi dengan warna kayu ataupun triplek, melainkan dengan kain goni (yang tampak seperti karung goni), sehingga sisi tradisionalnya tidak terabaikan dan warna kayu tidak mendominasi layar pigura. Sangatlah tepat pilihan perancangnya, nuansa khas Indonesia masih tercermin pada hiasan dinding ini. Apalagi jika hiasan ini dilihat dan diterawang dari kejauhan.


Selasa, 21 September 2010

karya_karya batik


Kita patut berbangga, karena batik sebagai warisan budaya asli Indonesia yang mengandung filosofi mendalam segera mendapatkan pengukuhan dari United Nation Educational, Scientific, dan Culture Organization (UNESCO) pada pertemuan tanggal 28 September sampai dengan 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dari 111 nominasi yang diajukan ke Unesco, satu diantaranya adalah batik yang dikenal sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia. Ini berarti batik akan menjadi warisan ketiga Indonesia yang terdaftar dalam Intangible Heritage of Humanity setelah Wayang (2005) dan Keris (2003), serta sebagai bentuk penghargaan warisan budaya yang sekaligus bisa mencegah klaim batik oleh negara lain.
Guna menyambut penetapan itu, pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009 seluruh rakyat Indonesia diajak untuk mulai membudayakan pakaian batik. Untuk mengenal lebih dekat dengan batik, kiranya perlu mengetahui sejarah singkat batik kesini.
Kapan giliran warisan budaya lainnya seperti gamelan, keroncong, seni tari dan lainnya dapat menyusul mendapat pengakuan dari Unesco???

Jumat, 03 September 2010

keunikan batik

Keunikan Batik
Batik merupakan ikhwal kriya tekstil yang tak asing bagi orang Indonesia, bahkan sering menjadi sebuah simbol akan bangsa Indonesia. Batik dikenal erat kaitannya dengan kebudayaan etnis Jawa di Indonesia bahkan semenjak zaman Raden Wijaya (1294-1309) pada masa kerajaan Majapahit. Namun pada dasarnya berbagai bahan sandang memiliki corak batik juga dari luar pulau Jawa, misalnya di beberapa tempat di Sumatera, seperti Jambi bahkan beberapa tempat di Kalimantan dan Sulawesi. Motif batik digunakan mulai dari hiasan, kain sarung, kopiah, kemeja, bahkan kerudung dan banyak lagi. Namun hal yang sangat menarik dengan batik adalah bahwa ia merupakan konsep yang tidak sederhana bahkan dari sisi etimologinya. Batik dapat merepresentasikan ornamentasi yang unik dan rumit dalam corak dan warna dan bentuk-bentuk geometris yang ditampilkannya. Namun yang terpenting adalah bahwa batik dapat pula merepresentasikan proses dari pembuatan corak dan ornamentasi yang ditunjukkan di dalamnya.
Proses batik atau dalam verbia disebut pula sebagai “mbatik”, merupakan hal yang tidak sesederhana menggambarkan sebuah lukisan, misalnya. Multiperspektif yang terpancar dari ornamentasinya merupakan hasil dari proses dan tahapan-tahapan pseudo-algoritmik yang sangat menarik. Berdasarkan publikasi “Batik: The Impact of Time and Environment” oleh H. Santosa Doellah yang diterbitkan oleh Danar Hadi, terdapat setidaknya tiga tahapan proses dalam ornamentasi batik, yakni:
1. “Klowongan“, yang merupakan proses penggambaran dan pembentukan elemen dasar dari disain batik secara umum.
2. “Isen-isen“, yaitu proses pengisian bagian-bagian dari ornamen dari pola isen yang ditentukan. Terdapat beberapa pola yang biasa digunakan secara tradisional seperti motif cecek, sawut, cecek sawut, sisik melik, dan sebagainya.
3. Ornamentasi Harmoni, yaitu penempatan berbagai latar belakang dari desain secara keseluruhan sehingga menunjukkan harmonisasi secara umum. Pola yang digunakan biasanya adalah pola ukel, galar, gringsing, atau beberapa pengaturan yang menunjukkan modifikasi tertentu dari pola isen, misalnya sekar sedhah, rembyang, sekar pacar, dan sebagainya.